Tempat Mustajab untuk Berdoa di Makkah Mukaramah
Sobat Rihaal – Bagi sobat yang sedang menunggu jadwal keberangkatan untuk beribadah ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh atau haji, pasti sudah banyak mempersiapkan doa untuk dipanjatkan di sana. Terdapat beberapa tempat mustajab untuk memanjatkan doa di Makkah Mukaramah. Tempat tersebut antara lain Multazam, Hijir Ismail dan Hajar Aswad. Berikut Penjelasannya.
1. Multazam
Ibnu Abbas berkata:
هذا الملتزم بين الركن و الباب
\\\”Ini adalah Multazam terletak antara rukun (HajarAswad) dan pintu ka’bah.\\\”
Multazam merupakan bagian dari bangunan ka’bah, lebarnya sekitar 2 meter, terletak di antara rukun (Hajar Aswad) dan pintu Ka’bah. Multazam, berasal dari kata iltizam yang artinya berpegangteguh, komitmen, kontinyu dan ditetapkan. Di tempat ini, manusia berkomitmen untuk berdoa sambil mendekat menempelkan kedua tangan, pipi, dan dada padanya. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam kitabnya Sunan al-Kubra, dinyatakan bahwa: Rasulullah Saw melakukannya:
Amr bin syu’aibberkata:
رأيت رسول الله صلي الله عليه وسلم يلزق وجهه و صدره بالملتزم
Artinya: “Aku melihat Rasulullah Saw menempelkan wajah dan dadanya di Multazam.”
Imam Syafi’i Rahimahullah menganjurkan bagi jema’ah ketika thawaf wada’ saat putaran terakhir berhenti sejenak lalu berdoa. Namun, jamaah juga harus memperhatikan etika Ketika berdoa di Multazam. Berikut ulasannya :
a. Tidak Menyakiti orang lain
Banyaknya Jamaah yang ingin berdoa di tempat ini, sangat memungkinkan sekali untuk menyakiti satu sama lain, semisal mendorong jemaah lain yang dapat membuat terjatuh dan terbentur benda keras, atau bahkan memukul. Sebaiknya hindari hal-hal tersebut. Karena berdo’a di Multazam merupakan hal yang sunnah, sedangkan menyakiti atau mendhalimi orang lain hukumnya haram. Dan seorang muslim harus menghindari sesuatu yang haram. Dan dalam kaidah fiqih, “quddima al wajib ‘ala al mandub” (dahulukan yang wajib dari pada yang sunnah)
b. Mempersilahkan kesempatan kepada orang lain
Bentuk kepedulian terhadap sesama jamaah lainnya adalah dengan tidak memonopoli lokasi untuk dirinya saja atau untuk kelompoknya saja. Karena multazam merupakan tempat umum untuk semua Muslim. Oleh karenanya, Jamaah sebaiknya memberikan kesemapatan jamaah lain dengan tidak berlama-lama berhenti.
c. Menjaga kekhusyu’an dalam berdoa
Sangat penting bagi seorang muslim untuk bedoa dengan khusyu’. “Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang lalai. berdoalah kepada Allah SWT dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah SWT tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. At Tirmidzi.). Salah satu hal untuk menjaga kekhususan dalam berdoa adalah dengan mempersiapkan redaksional doa ya sobat!
2. Hijir Ismail (Al-Hajar / Hatim)
Dalam sebuah hadits, Hijir Ismail disebutkan al-Hajar yang artinya adalah batu. Tempat ini dinamai juga al-Hatim yang berarti terpotong. Hal tersebut karena ada orang jahiliyah memotong pakaian mereka ketika berthawaf dan mereka berthawaf dalam keadaan telanjang. Hijir Ismail merupakan bagian Ka’bah yang memiliki keistimewaan tersendiri.
Dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud disebutkan:
“Aku ingin sekali masuk ke ka’bah dan sholat di dalamnya, lalu Rasulullah Saw menarik tanganku dan membawaku ke dalam Hijir (Ismail), sambil berkata: “Sholatlah di dalamnya jika engkau ingin masuk ka’bah, karena ia merupakan bagian dari ka’bah.” (HR. Abu Daud)
3. Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah tempat memulai dan mengakhiri ibadah thawaf. Terdiri dari dua kata: hajar yang berarti batu, dan Aswad yang berarti Hitam. Sedangkan warna dari hajar aswad itu hitam kemerah-merahan. Batu ini tertanam di sudut selatan Ka’bah, tingginya mencapai 1,10 meter dari dasar lantai, panjangnya 25 centimeter, lebarnya 17 centimeter. Terdapat 8 keping batu mirip dengan telur berada dalam bingkai setebal 10 centimeter.
Aroma wangi Hajar Aswad semerbak di sekitarnya, karena ia adalah batu yang berasal dari surga. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam at Tirmidzi.
\\\”Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih daripada salju, lalu berubah menjadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.”
Apabila tidak memungkinkan untuk mencium karena penuhnya jamaah, maka cukup dengan melambaikan tangan saja. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dinyatakan bahwa Rasulullah melakukan hal ini.
“Sesungguhnya Rasulullah berthawaf di Baitullah di atas untanya. Setiap melewati Hajar Aswad, beliau beliau berisyarat ke arahnya (Hajar Aswad) dengan sesuatu yang ada pada beliau (tangan, atau apa saja yang dipegang) dan bertakbir.\\\”
Nah sobat berikut tadi adalah beberapa tempat mustajab untuk berdoa di Makkah Mukaramah. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya untuk mempersiapkan sebelum berangkat ke tanah suci. Namun, perlu menjadi pengingat bersama bahwa mengunjungi tempat-tempat tersebut juga harus memperhatikan etika yang ada, sehingga tidak merugikan jamaah lainnya.
Ya Allah, berikanlah kami kesempatan mengunjungi RumahMu dan berdoa di tempat-tempat yang mulia, di bumi yang paling Engkau sayangi, aamiin…