Masjid Al Aqsa dan Kota Para Nabi
Sejarah singkat yerusalem
Yerusalem (al-Quds) merupakan kota para nabi. Nabi-nabi yang pernah diutus di tanah suci ini antara lain Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, dan Nabi Isa as. Kaum muslimin mengimani kenabian dan kerasulan mereka. Di kota inilah masjid al aqsa berada, kiblat pertama kaum muslimin. Bagi umat Islam, Yerusalem adalah Baitul Maqdis yang berarti kota yang suci. Tepatnya kota suci ketiga setelah Mekkah dan Madinah.
Yerusalem juga menjadi saksi pengingkaran kaum Bani Israil akan kebenaran ajaran Islam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Dari sekian banyak pengingkaran Bani Israil, yang paling mencolok adalah ketika mereka hendak memasuki Yerusalem. Mereka diperintahkan bersujud seraya memohon ampun kepada Allah SWT. Namun mereka malah mengganti perintah tersebut.
“Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: \\\”Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah:\\\”Bebaskanlah kami dari dosa\\\”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik. Lalu orang-orang yang berbuat zhalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksaan dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (QS Al Baqarah: 58-59)
Keutamaan yerusalem
“Tidak dipandang sebagai perjalanan yang utama kecuali kepada tiga masjidku ini, al-Masjidil Haram dan al-Masjidil Aqsa’. Shalat di dalam masjidku ini lebih utama dari seribu shalat di Masjid lainnya, kecuali di al-Masjidil Haram” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad, Abu Daud, an Nasai dari Ibnu Majah yang bersumber dari Abu Hurairah).
“Janganlah memaksakan (berusaha keras) mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsa.” (HR Bukhari)
Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi, “Barangsiapa yang berziarah kepadaKu dengan berkunjung ke Ka’bah (Masjid Haram) atau masjid Rasulullah SAW (Masjid Nabawi) dan pada Baitul Maqdis, lalu meninggal dunia (pada saat-saat itu) matinya termasuk mati syahid.” (HQR Dailami yang bersumber dari Anas r.a).
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan: “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun di muka bumi?”
Beliau menjawab: “Masjid al-Haram.”
Aku kembali bertanya: “Kemudian?”
Beliau menjawab: “Masjid al-Aqsa.”
Kutanya lagi: “Berapa tahunkah jarak pembangunan keduanya?”
Beliau kembali menjawab: “40 tahun. Dimanapun engkau menjumpai waktu shalat, maka shalatlah, karena tempat (yang engkau jumpai itu) adalah masjid.”
Masjid Al Aqsa, Palestina
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1)
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Anbiya: 81)
Kedua ayat tersebut merupakan firman Allah SWT dengan jelas menyatakan kesucian Masjid Al Aqsa di Palestina.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketika orang-orang Quraisy mendustakan aku, aku berdiri di Hijr (Hijr Ismail) kemudian Allah memperjalankan aku ke Baitul Maqdis…” (Muttafaqun‘alaih)
Sejarah Pembangunan Masjid Al Aqsa
Selain itu, Masjid Al Aqsa juga menjadi simbol kesucian Baitul Maqdis itu sendiri. Al Aqsa berlokasi di sebuah area yang berbentuk persegi empat (di al Haram asy Syarif) dengan luas sekitar 133.950 meter persegi yang dirancang. Masjid ini berbentuk serambi kiblat dan mampu menampung ribuan jamaah.
Khalifah ‘Abd al Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah pada tahun 66-73 H membangun Masjid Al Aqsa secara permanen. Pada masa Rasulullah SAW saat melakukan Isra’ Mi’raj, yang dimaksud Masjid Al Aqsa adalah keseluruhan wilayah yang meliputi al Haram asy Syarif. Adapun di masa sang khalifah, Masjid Al Aqsa yaitu yang berada di sisi tenggara al Haram asy Syarif menghadap ke kiblat (kota Mekkah).
Sejarah Masjid Al Aqsa telah melewati berbagai masa dan bermacam penguasa. Selama masa-masa itu telah terjadi berbagai penodaan dan penyucian terhadapnya. Selama Perang Salib, Augustinian mengubah Masjid Al Aqsa menjadi Istana Baldwin I (tahun 1104). Shalahudin berhasil merebut Yerusalem oleh pada 2 Oktober 1187 dan Masjid Al Aqsha kembali menjadi tempat ibadah kaum muslimin. Keponakan Shalahudin Al Ayyubi yakni Al Malik Al Mu’azzam ‘Isa (1218-1227) merestorasi bagian lain Al Aqsa dan menambah serambi muka masjid.