\\\”Haji dan Umroh, Mana yang Lebih Diutamakan?
Umroh merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Namun, seringkali kita kebingungan ketika dihadapkan untuk melaksanakan umroh terlebih dahulu atau langsung menunaikan ibadah haji. Mari kenali lebih dalam tentang dalil-dalil tentang ibadah haji dan umroh.
Banyak pertimbangan yang menyebabkan kita bingung karena keputusan ini tidak sekadar menyangkut aspek finansial, tetapi juga meliputi aspek fiqih dalam beribadah.
Sebagai seorang muslim, kita tidak perlu takut untuk memilih mana yang harus kita dahulukan terlebih dahulu dari kedua jenis ibadah tersebut.
Untuk lebih jelasnya, kami akan menjelaskan beberapa landasan yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist agar kalian tidak lagi bingung dalam memilih diantara keduanya.
- Keutamaan Haji dan Umroh Menurut Al-Qur\\\’an :
Baik haji dan umroh, hukum kedua ibadah tersebut sudah tertera dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah dalil berikut ini :
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌۗ ذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِࣖ ١٩٦
Artinya : “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu’), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya.”
Lebih lanjut, ayat tersebut menjelaskan haji dan umroh sama pentingnya, tetapi Allah tidak secara spesifik menentukan urutan pelaksanaannya. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami bahwa keduanya memiliki nilai ibadah yang tinggi dan dapat memberikan manfaat spiritual yang signifikan.
- Aspek Finansial
Kemudian, di samping pertimbangan spiritual, faktor finansial juga menjadi aspek lain yang perlu diperhatikan. Seringkali banyak dari kita yang masih ragu untuk melaksanakan ibadah haji atau umroh karena keterbatasan finansial.
Namun, sebagai seorang muslim yang baik, saat sudah memiliki niatan yang kuat, InsyaAllah Allah akan mudahkan segala keinginan kita. Salah satunya disebutkan dalam surah berikut :
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ٦
Artinya : “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita tidak perlu merasa khawatir secara berlebihan terhadap rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Pemurah. Contoh nyatanya sudah sangat banyak kita temui di lingkungan sekitar. Seorang tukang bubur yang bisa naik haji, pedagang asongan yang bisa berkurban, hingga pengepul rongsokan yang menyisihkan rezekinya tiap tahun agar bisa berumroh.
Baca Juga : Paket Umroh Eksklusif!
Lalu, apa lagi yang membuat kita takut akan kemurahan rezekiNya?
- Nasehat-Nasehat Nabi Muhammad SAW :
Masih belum yakin juga untuk segera berkunjung ke Baitullah? Berikut penulis cantumkan salah satu nasehat dari Rasulullah SAW yang barangkali dapat menambah semangatmu untuk berlomba-lomba beribadah ke Baitullah.
Beliau bersabda,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: العمرةُ إلى العمرةِ كفَّارَةٌ لمَا بينَهمَا ، والحجُّ المبرورُ ليسَ لهُ جزاءٌ إلا الجنَّةُ
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut semakin menegaskan keutamaan ibadah haji dan umroh. Kedua ibadah tersebut menjelaskan bahwa haji dan umroh adalah ibadah yang sangat dianjurkan untuk ditunaikan.
Berdasarkan dalil-dalil yang sudah disampaikan, kedua ibadah tersebut memiliki keutamaan yang sama baiknya.
Hanya saja, mempertimbangkan antara umroh atau haji memang bukanlah keputusan yang sepele. Kita perlu merefleksi diri terhadap kondisi spiritual kita, ibadah yang mana dulu yang akan kita kerjakan.
Selain melalui refleksi dengan diri sendiri, konsultasi dengan para ulama dan biro haji dan umroh juga dapat memberikan panduan lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa langkah yang diambil dilakukan dengan kesadaran penuh sehingga nantinya ibadah yang akan kita lakukan dapat berdampak.